SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
A.
PENGERTIAN
SEGITIGA
Untuk
mempelajari konsep terjadinya penyakit, ada tiga macam model pendekatan, yaitu:
Segitiga Epidemiologi (Epidemiologic Triangle), Roda (Wheel),
Jaring-jaring sebab akibat (The Web of causation).
Segitiga (Triangle) terdiri dari komponen : host, agent, environment. Perubahan pada salah satu factor/komponen akan mengubah keseimbangan. Hubungan ketiga komponen digambarkan sebagai tuas dalam timbangan: environment sebagai penumpu.
Segitiga (Triangle) terdiri dari komponen : host, agent, environment. Perubahan pada salah satu factor/komponen akan mengubah keseimbangan. Hubungan ketiga komponen digambarkan sebagai tuas dalam timbangan: environment sebagai penumpu.
Proses terjadinya penyakit merupakan hasil
interaksi antara :
- - Agen
(faktor penyebab penyakit)
- - Manusia
sebagai penjamu atau host; dan
- - Faktor
Lingkungan/Environtment yang mendukung
Ketiganya disebut Trias Penyebab Penyakit
Penyakit
terjadi krn adanya ketidakseimbangan antara ke tiga faktor tersebut.
Lebih
cocok untuk menerangkan penyebab penyakit gagal
Bentuk Segitiga Epidemiologi
1. Agent
Agent
merupakan suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang
kehadirannya/ketidakhadirannya dapat menimbulkan/mempengaruhi perjalanan suatu
penyakit.
Jenis:
Nutrien, Kimia, Biologik, Fisik, Mekanik.
• Intrinsic
factors yang mempengaruhi individu untuk terpapar, kepekaan (susceptibility),
atau berespon terhadap agen penyebab penyakit
• Cth
: umur, sex, suku bangsa, dan perilaku adalah beberapa faktor yang menentukan
risiko seseorang untuk terpapar terhadap agen.
3. Faktor Lingkungan
Extrinsic factors yang
mempengaruhi agen dan
peluang untuk terpapar.
• Meliputi
faktor fisika (e.g. iklim, karakteristik geologis)
• Faktor
biologis (e.g. vectors – serangga yang menyebarkan agen); dan
faktor struktural (e.g. kepadatan rumah, dan akses
terhadap pelayanan kesehatan dan sanitasi)
SEGITIGA GAGAL GINJAL
A.
Pengertian
Gagal ginjal atau sering juga disebut gagal ginjal
terjadi bila fungsi ginjal sudah
sangat buruk dan penderita mengalami gagal metabolisme protein, lemak dan
karbohidrat.Ginjal yang sakit tidak bisa
menahan protein darah (albumin)
yang seharusnya dilepaskan ke urine. Awalnya terdapat dalam jumlah sedikit
(mikro-albuminuria).
Bila
kondisinya semakin parah akan terdapat pula protein lain (proteinuria). Jadi berkurangnya fungsi
ginjal menyebabkan terjadinya penumpukan hasil pemcecahan
protein yang beracun bagi tubuh, yaitu ureum dan nitrogen. Gagal itu disebut
sindroma uremia dengan gejala mual dan muntah.
Sungguh
sulit bagi seseorang untuk menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani cuci
darah seumur hidup. Selain biayanya mahal, dampak ikutan
dari proses cuci darah itu
pun membuat hidup menjadi tidak nyaman. Hal tersebut harus demikian,
karena ginjaltidak mampu
berfungsi lagi.
Gagal ginjal termasuk silent killer yang berkembang
tanpa memberikangejala penyakitsebagai
tanda peringatan, tahu-tahu sudah menjadi kasus yang berat. Begitu fungsi ginjalsudah
tinggal di bawah 5%, ginjal hampir tidak berfungsi lagi, dan cuci darah pun
dilakukan.
Padahal, gagal ginjal mungkin di awali
dari hal yang sepele, yaitu pola makan tinggilemak dan karbohidrat, kurang gerak, dehidrasi (kurang minum) atau infeksi saluran kemih yang umum
dialami oleh penduduk kota sekarang ini. Karena itu, waspadailah bila Anda
mengalami infeksi saluran
kemih yang berulang atau menderita batu ginjal.
Gagal ginjal akut/ GnGA (Acute
kidney injury/AKI) merupakan istilah pengganti dari gagal ginjal akut,
didefinisikan sebagai penurunan mendadak dari fungsi ginjal (laju filtrasi
glomerulus/ LFG) yang bersifat sementara, ditandai dengan peningkatan kadar
kreatinin serum dan hasil metabolisme nitrogen serum lainnya, serta adanya
ketidakmampuan ginjal untuk mengatur homeostasis cairan dan elektrolit
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
penurunan semua faal ginjal secara bertahap diikuti penimbunan sisa metabolism
protein dan gagal keseimbangan cairan elektrolit(Sukandar,2006)Tahapan GGK
dapat menjadi Gagal Ginjal Terminal (GGT) dimana terdapat akumulasi toxinuremia
dalam darah yang membahayakan kelangsungan hidup (Ganong1998).
B. Epidemiologi Gagal Ginjal
1. Distribusi Gagal Ginjal
a. Distribusi Menurut Orang
Gagal ginjal dapat terjadi pada
siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, umur maupun ras. Menurut penelitian
Aghighi, dkk (2009), dari total 35.859 orang, jumlah penderita yang terdaftar
di seluruh Rumah Sakit di Iran dari tahun 1997 sampai dengan 2006, terdapat
penderita laki-laki sebesar 20.633 orang dan perempuan sebesar 15.226 orang. Rata-rata
umur penderita laki-laki dan perempuan meningkat dari umur 47 dan 49 tahun
menjadi 52,5 dan 53 tahun. Menurut hasil penelitian Hendrati (1999) menunjukkan
bahwa penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr. Sutomo
Surabaya terbanyak pada laki-laki (77,3%).23 Menurut Marlina (2009), di RSU dr.
Pirngadi Medan , penderita gagal ginjal akut ( GGA ) yang terbesar pada
kelompok umur 40-50 tahun (42%).
b. Distribusi Menurut Tempat
b. Distribusi Menurut Tempat
Menurut penelitian Grasmaan (2005),
hingga akhir tahun 2004, 52% dari seluruh penderita gagal ginjal di dunia
terdapat di Amerika, Jepang, Brazil dan Jerman, dimana ke empat negara tersebut
memiliki angka populasi penduduk hanya 11% dari seluruh populasi di dunia.
China menempati urutan ke lima dengan penderita gagal ginjal sebanyak 48.000
penderita.
Pada Tahun 2000 di Indonesia terdapat 3000 penderita
gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa dengan prevalensi sebesar
1,5/100.000 penduduk.
c. Distribusi Menurut Waktu
c. Distribusi Menurut Waktu
Peningkatan jumlah penderita
Diabetes Melitus yang terkena penyakit ginjal
di Indonesia menunjukkan angka 8,3% dari seluruh penderita
gagal ginjal terminal
pada tahun 1983. Sepuluh tahun kemudian, yaitu pada tahun
1993, angka ini telah
meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu 17% dari seluruh
penderita gagal ginjal
terminal yang disebabkan nefropati diabetik.28
C.
Segitiga Gagal Ginjal
1. Host
- Umur
Seiring bertambahnya usia juga akan
diikuti oleh penurunan fungsi ginjal. Hal tersebut terjadi terutama karena pada
usia lebih dari 40 tahun akan terjadi proses hilangnya beberapa nefron.
Perkiraan penurunan fungsi ginjal berdasarkan pertambahan umur tiap dekade
adalah sekitar 10 ml/menit/1,73m2. Berdasarkan perkiraan tersebut, jika telah
mencapai usia dekade keempat, dapat diperkirakan telah terjadi kerusakan
ringan, yaitu dengan nilai GFR 60-89 ml/menit/1,73 m2. Artinya, sama dengan
telah terjadi penurunan fungsi ginjal sekitar 10% dari kemampuan ginjal.
Dengan semakin meningkatnya usia, dan ditambah dengan penyakit kronis
seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) atau diabetes, ginjal cenderung akan
menjadi rusak dan tidak dapat dipulihkan kembali.
- Gaya Hidup
Gaya hidup tidak banyak bergerak ditambah dengan pola makan
buruk yang tinggi lemak dan karbohidrat (fast food) yang tidak diimbangi
serat (sayuran dan buah), membuat menumpuknya lemak dengan gejala kelebihan
berat badan. Gagal metabolisme lemak menyebabkan Low Density
Lipoprotein (LDL) dan trigliserida meningkat. Dalam jangka panjang
akan terjadi penumpukan lemak dalam lapisan pembuluh darah. Ginjal bergantung
pada sirkulasi darah dalam menjalankan fungsinya sebagai pembersih darah dari
sampah tubuh.
- Riwayat Penyakit
1. Tekanan
Darah Tinggi
Tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi dapat
merusak jaringan pembuluh darah ginjal. Hipertensi dapat menyebabkan
nefrosklerosis atau kerusakan pada arteri ginjal, arteriola, dan glomeruli.
Hipertensi merupakan penyebab kedua terjadinya penyakit ginjal tahap akhir.
Sekitar 10% individu pengidap hipertensi esensial akan mengalami penyakit
ginjal tahap akhir. Hipertensi esensial (tidak diketahui penyebabnya) dapat
menyebabkan penyakit ginjal menahun, sedangkan penyakit ginjal merupakan
penyebab paling sering hipertensi sekunder (penyebab dan patofisiologi
diketahui, sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan). Hipertensi sekunder
dapat mempercepat penurunan faal ginjal bila tidak diobati dengan seksama.
- Penyakit
Ginjal Keturunan dan Bawaan
Penyakit ginjal dapat berupa keturunan ataupun bawaan,
diantaranya kelaianan struktur kistik maupun non kistik, kelainan fungsi,
kelainan lokasi, jumlah dan fungsi ginjal. Kelainan struktur kistik atau adanya
kista, merupakan suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau
material semisolid. Pada ginjal bisa terdapat satu atau banyak kista yang
tersebar, baik hanya satu ginjal maupun kedua ginjal, baik pada korteks maupun
pada medula. Di Amerika Serikat, proporsi penyakit kista ginjal 11% dari pasien
yang mengalami dialisis atau transplantasi ginjal. Kelainan lokasi, jumlah, dan
ukuran ginjal, seperti ginjal ektopik dimana, pada keadaan ini ginjal berada di
tempat yang tidak semestinya. Biasanya ginjal berukuran lebih kecil daripada
normal karena terdapat kelainan pada sistem pendarahannya.
2. Agent
Karena gagal ginjal merupakan penyakit tidak menular dan
penyebabnya bukan penyebab tunggal, maka disebut dengan faktor resiko.
Trauma
Terkait terutama trauma pada saluran
kemih, antara lain fraktur pelvis, trauma akibat benda tumpul, dan tusukan
benda tajam atau peluru. Fraktur dapat mengakibatkan perforasi kandung kemih
atau robeknya uretra. Pukulan keras pada tubuh bagian bawah dapat mengakibatkan
kontusio, robekan, atau rupture ginjal.
Keracunan Obat
Beberapa jenis obat, termasuk obat
tanpa resep, dapat meracuni ginjal bila sering dipakai selama jangka waktu yang
panjang. Diantaranya: Antibiotik (Kanamisin, Gentamisin, Kalistin, Neomisin),
aspirin, asetaminofen, ibuprofen ditemukan paling berbahaya untuk ginjal,
pelarut (Karbon tetraklorida, metanol, etilen glikol), logam berat (merkuri,
bismuth, uranium, antimony, arsenic )
3. Environment
Lingkungan Sosial
Orang-orang yang pekerjaannya
berhubungan dengan bahan-bahan kimia akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.
Bahan-bahan kimia yang berbahaya jika terpapar dan masuk kedalam tubuh dapat
menyebabkan penyakit ginjal. Misalnya, pada pekerja di pabrik atau industri.
Lingkungan Biologis
Kondisi lingkungan yang panas dapat,
mempengaruhi terjadinya penyakit ginjal. Jika seseorang bekerja di dalam
ruangan yang bersuhu panas, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan ginjalnya.
Yang terjadi adalah berkurangnya aliran atau peredaran darah ke ginjal dengan
akibat gagal penyediaan zat-zat yang diperlukan oleh ginjal, dan pada ginjal
yang rusak hal ini akan membahayakan. Pada kasus penderita gagal ginjal akut
(GGA), ginjal akan berfungsi normal kembali bila penyebabnya dapat diatasi,
sehingga pengeluaran urin kembali normal, dengan demikian keadaan fisik secara
menyeluruh dapat pulih.


saudara saja sakit gagal ginjal lho, sedih banget. makasih infonya ya kak
ReplyDelete